16 istilah nama jenis-jenis shot dan sudut pengambilan gambar dalam dunia fotografi

April 12, 2017 Unknown 1 Comments




Sobat Lebah fotografi bertemu lagi dengan ane membahas mengenai jenis-jenis shot dan pengambilan gambar dalam dunia photografi, kalo liat para photografer profesional seperti yang berikan informasinya yaitu 12 aksi ektrim dan mematikan para fotografer mematikan di postingan itu kita bisa liat dan tau bagaimana para fotografer memiliki cara ekstrim untuk mencari sudut engel yang bagus demi mendaptkan hasil foto yang terbaik.

dan juga sama dengan kameramen dalam pengambilan gambarnya itu bikin kita terperanga mangap sampe kemasukan laler karena hasil fotoannya emejingg sekali, itu karena dia memiliki ilmu photgrafi dalam jepretanya atau dalam pengambilan gambarnya, jadi gk sembarangan asal jepret dan rekam aja.


dalam mempelajari photography ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar, agar menciptakan hasil gambar yang luar binasa ehh salah maksudnya LUAR BIASA,dan ada juga terkadang orang jago dalam photografi pengambilan gambarnya yang bagus tetapi tidak tau apa nama sudut dan teknik pengabilan gambarnya dalam dunia photografi.

Baca juga : 111 ISTILAH UNTUK KALIAN PARA NEWBIE FOTOGRAFI

ketika ditanya oleh guru atau oleh orang lain malah jmadi bingung tujuh keliling salto-salto… bawaanya pengen pegangan pohon mulu karena bingung, nah disini ane mau jelaskan secara lengkap dan detail agar temen-temen bisa meguasai secara cepat, Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :

Ukuran gambar (frame size)

Close UP

 Shot yang hanya mengambil gambar dari bahu sampai atas kepala atau Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek, dalam dunia perfileman shot ini untuk mengambil ekspresi dari sang pemeran.


Medium Close Up

gambar yang diambil hanya menampilkan bagian separas dada sampai atas kepala. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.


Big Close Up

dan Pengambilan gambar frame ini hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek, Shot shot ini yang hanya menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misalnya : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.

Baca Juga : INILAH 10 TEKNIK PEREKAMAN VIDEO YANG BENAR

Extrime Close Up

Shot yang menampilkan bentuk objek tertentu secara dekat. Misalnya mata, hidung, atau telinga, mulut, Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.

( JENIS-JENIS SHOT )

Medium Shot

Shot yang hanya menampilkan sebagian badan dari pinggang sampai atas kepala. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.


Total Shot

Shot yang menampilkan keseluruhan objek secara menyeluruh. Fungsinya untuk memperlihatkan kejelasan susana sekitar


Establish Shot

Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.


One shot (one 1 shot)

Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.


Two Shot (dua 2 shot)

Shot penggambilan gambar yang hanya menampilkan dua orang. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.


Tree shot ( tiga 3 shot )

pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.


Full Shoot (FS)

Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.



Long Shoot (LS)

Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.


Extreem Long Shoot (ELS)

Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.


Medium Long Shot

Lebih dekat daripada ELS dan LS. Manusia biasanya ditampakkan dari atas pinggang sampai atas kepala dalam shot ini. Latar belakang dan objek utama pun juga nampak sebanding.


Group Shoot

Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.


Over Shoulder Shot

Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Objek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu bertentangan atau berhadapan.

SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE)

Camera Angle adalah suatu sudut pandang dalam mengambil gambar suatu objek, pemandangan, maupun sebuah adegan. Dengan sudut tertentu kita dapat menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada gambar yang disajikan.Sudut Pandang Pengambilan Gambar dibagi menjadi 6, yaitu :


High Angle (Bird eye view) : Pengambilan gambar objek dari atas

dimana Posisi kamera lebih tinggi dari objek yang diambil atau Posisi kamera berada lebih tinggi dari mati objek sehingga kamera harus menunduk untukmengambil gambarnya. Sudut pandang ini sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta seluruh objeknya.


Normal Angle

Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata objek yang diambil atau normalnya pada objek. Kamera ditempatkan setinggi mata objek. Normal angle tergantung pada ketinggian suatu objek tersebut.


Low Angle (Frog eye view)

Posisi kamera lebih rendah dari objek yang diambil atau Posisi kamera berada di bawah

ketinggian mata sehingga kamera harus mendongak untuk melakukan shot.


Fungsi ini biasa digunakan untuk pengambilan gambar kepada si pemeran atau si tokoh yang menjukan sudut yang memiliki arti kewibawaan atau kegagahan, keagungan dan kejayaan si tokoh atau objek, dapat bisa digunakan teknik objeknya menjadi seperti seolah-oleah menjadi Raksasa atau besar.


Objektif Kamera

Teknik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya yang ada. atau Melakukan shot seperti apa adanya (Asli)


Subjektif Kamera

Teknik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa.

Yang mana Posisi kamera diletakkan di tempat seorang karakter yang tidak nampak dalam


layer Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan,

dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter.


Eye Level

Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.


Frog Level

Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

GERAKAN KAMERA (MOVING CAMERA)

a.   Zooming (In/Out)

Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.


b.  Panning (Left/Right)

Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.,


c.  Tilting (Up/Down)

Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.


d.  Dolly (In/Out)

Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.


e.  Follow

Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.


f.  Framing (In/Out)

Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.


g.  Fading (In/Out)

Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.


Crane Shoot

Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

GERAKAN OBJEK (MOVING OBJECT)

a.  Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.

b.  Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.

1 komentar:

12 Aksi Ekstrim Dan Mematikan Para Fotografer Profesional

April 11, 2017 Unknown 1 Comments



Seorang fotografer profesional memang memiliki cara unik sendiri untuk menciptakan sebuah karya Fotografi. Sepanjang hidupnya untuk berkarya sudah melekat yang namanya karakteristik dan menjadi simbol pribadi baginya.

Namun bagaimana jika seseorang memiliki cara yang sedikit ektrim untuk menghasilkan sebuah mahakarya.

Untuk mendapatkan angel dan hasil foto terbaik, para fotografer ini rela melakukan hal yang mungkin kalian anggap nekat atau bahkan ekstrim. Tapi itulah totalitas dalam sebuah pekerjaan. Itulah namanya profesionalisme.


Seperti para photografer dunia dibawah ini yang memotret gambar dengan cara unik hingga terkesan mematikan.


1. Melompati tebing ketebing tanpa pengaman



Wah sungguh gila aksi fotografer ini berani menantang maut demi mendapatkan hasil foto yang bagus salut untuk bapak ini, baginya foto yang terbaik adalah hal yang utama, tapi ingat keselamatan diri juga ya pak.

baca juga : Fotografer yang Mengubah Mainan Kecil Menjadi Objek Foto yang Menakjubkan


2. Membeku Bersama Es

Ada pula photografer yang rela bermalam di daerah bersalju. Demi mendapatkan suatu momen langka, mereka tidak tanggung-tanggung mendirikan tenda dan bermalam selama berhari-hari.

via : boombastis.com
Dengan cuaca ekstrim ini mereka tetap bertahan untuk mendapatkan kepuasan dalam mengambil gambar. Wah, salut deh dengan totalitas dan dedikasi mereka demi karya yang fenomenal.

3. Tiduran di Jalan

Jadi fotografer memang pekerjaan yang memerlukan usaha dan kemauan keras. Selain dituntut untuk menghasilkan foto berkualitas, cara mereka juga cukup unik yaitu rela tiduran di tanah untuk menghasilkan view terbaik menurutnya. Seperti ‘abang ini’ yang rela berpose seperti ini demi gambar yang bagus.

Mungkin di terjatuh tapi saat seperti itu posisi yang bagus untuk mengambil foto jadi lumayan buat tambahan foto. Gk papa sakit yang penting dapet hasil foto yang bagus hehe.. 

awas pak ke injek.. :D



4. Kejar-kejaran Dengan Binatang Buas

Harus ada nyali berani untuk memotret alam liar
Kalau nyebur rawa saja sudah terkesan menjijikan bagaimana dengan memotret binatang buas? Para fotografer ini mencoba memotret binatang namun si model juga ‘minta bayaran’ atas foto yang telah diambil oleh fotografer.

Membuat tim fotografi ini lari terbirit-birit. Seperti salah satu foto ini harus siap kejar-kejaran dengan simodel berbulu tebal itu beruang hutan hahaha..
via : boombastis.com

Mereka yang pastinya harus tidur di hutan belantara ini, harus bersiap terpontang-panting. Pasalnya seekor binatang buas bisa saja mengejar para fotografer karena mengira mereka adalah mangsa yang menarik.

5. Ikut kejar-kejaran dengan banteng saat festival

Selain dikejar-kejar oleh beruang di hutan para fotografer ini ingin mengambil foto saat festival tetapi ia ikut dikejar-kejar oleh banteng festival, wah kasian ya dia…


6. Memanjat Tebing

Untuk mendapatkan view yang berkualitas memang butuh kerja keras bagi photografer satu ini. Nampak bagaimana dia ingin menghasilkan mahakaryanya dengan cara membawa tangga dan menaiki sebuah tebing. Wahh.
via : boombastis.com
Bukan untuk adu adrenalin seperti yang dilakukan modelnya. Ia membawa tangga ini digunakan untuk pijakan di atas tebing. Lebih mengerikan dan beresiko dari apa yang dilakukan oleh modelnya.


7. Memotret Lava 



Fotografer yang bernama Kawika Singson ketika mengambil foto lava di gunung berapi aktif, walaupun bagian tripod dan sepatunya terbakar ia tetap focus mengambil foto lava
Dari Daily Mail, Selasa (16\/7\/2013), Singson mengaku, ia mau ke inti bumi demi mendapatkan foto terbaik. Tak heran ia tak masalah kalau baru sepatu dan tripodnya saja yang dilahap api.

baca jugaINILAH 10 TEKNIK PEREKAMAN VIDEO YANG BENAR

Singson sedang berusaha menangkap lava yang menyala dengan kameranya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ia harus mendekati magma tersebut. Fotografer ini rela berdiri di atas lapisan batu tipis yang bawahnya mengalir magma aktif.



8. Menaiki Menara

Tak tanggung-tanggung, menara pun juga digunakan untuk memperlancar pekerjaan fotografer satu ini. Hanya bermodalkan tali, lelaki ini berani naik ke menara hanya untuk mengambil gambar dari ketinggian.
via : boombastis.com

Entah mahakarya seperti apa yang dia inginkan, fotografer ini rela mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan gambar berkualitas. Belakangan ini cara serupa banyak digunakan oleh fotografer amatir, namun beberapa di antaranya jadi harus meregang nyawa demi mendapatkan foto dari ketinggian ini.


9. Menyebur ke Rawa

Selain ketinggian ada juga photografer yang rela menyebur kedalam rawa kotor dan menjijikan. Hii.. Bermandikan air rawa yang dipenuhi lumpur dan hewan rawa lainnya 



Layaknya pencuri, Photografer ini mengendap-endap di dalam air dan rupanya berhasil mendapatkan view katak kecil. Waw, benar-benar pekerja keras.

10. Menodongkan Camera dihadapan polisi yang sedang bersenjata api



Mereka saling berhadapan dengan memegang senjata masing-masing sang fotografer tanpa ada rasa takut menodongkan kameranya dihadapan polisi yang sedang focus dengan bidikiannya gagah, fose polisi memegang senjata adalah fose bagus untuk diambil gambar.


11. Memanjat di Pohon

Hal lainnya yang tidak kalah para photografer dunia ini adalah mengamati satwa liar dari atas pohon. Dan untuk mendapatkan perspektif yang sempurna mereka berani mengadu nasib mereka terhadap satu pohon.



Mengesankan namun juga mengerikan melihat gambaran tersebut. Mereka mampu bertahan dan merupakan hal biasa melakukan pekerjaan ini. Meski demikian, menyatu dengan alam adalah salah satu pengalaman paling menantang juga seru dalam fotografi.


12. Memotret balapan mobil 

bagi seorang fotografer memotret dengan jarak dekat adalah merupakan faktor hasil foto menjadi bagus tapi  untuk mendapatkan foto yang terbaik ia harus bertaruh nyawanya untuk mendapatkan hasil yang luar biasa.



Untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna memang tidak semudah yang dikira. Butuh kerja keras dan mental yang kuat. Begitu pula para fotografer dunia ini. Bagaimana menurut Anda? Pernah mengalami hal serupa atau malah punya pengalaman yang lebih menantang dari gambar-gambar di atas.

 Share info ini sebagai bahan motivasi untuk teman-teman fotografi.



1 komentar:

Fotografer ini Mengubah Mainan Kecil Menjadi Objek Foto yang Menakjubkan

April 11, 2017 Unknown 2 Comments


Dalam dunia Fotografi ada yang namanya Aliran Fotografi atau Gaya dalam Fotografi berkembang beragam. Meskipun tidak sebanyak lukisan, tetapi aliran atau gaya ini terus meluas sampai saat ini. Penamaan gaya atau aliran dalam duania fotografi agak berbeda satu sama lain, tetapi untuk mempemudah pengertian penulisan ini akan disesuaikan dengan aliran dalam lukisan.

Salah satunya ialah fotografi aliran Surealisme, Singkatnya Surealisme merupakan aliran fotografi yang menekankan pada ketajaman objek hingga menjadi nyata dan hidup

Foto surealis bisa jadi terkesan nyata dan asli dengan properti dan pengambilan gambar yang tepat.

banyak sekali para fotografer yang pasion fotografinya aliran surealis.
Salah satunya adalah karya fotografer Felix Hernandez Rodriguez. Ia menggunakan fotografi aliran surealisme dengan menggunakan objek miniatur, jika tidak melihat prosesnya, pasti mengira ini ada foto sungguhan.

Untuk fotografer sekelas Felix Hernandez, seni memotret / mengambil gambar lebih dari sekedar menggambarkan apa yang ada di depannya - ia ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam dirinya juga.
"Sejak saya masih kecil saya menghabiskan waktu berjam-jam sendirian di kamar saya bermain dengan mainan saya," tulis Hernandez pada Peta Pixel. Sekarang saya telah 'dewasa', saya menyadari bahwa saya tidak pernah berhenti bermain dan satu-satunya perbedaan adalah bahwa sekarang saya memiliki kamera di tangan saya untuk kembali bermain. "


Fernandez menggunakan model kecil dan efek khusus untuk membuat adegan miniatur yang menakjubkan yang terlihat seperti nyata. Karyanya sungguh mengesankan dan juga menyenangkan untuk dilihat. Lihatlah beberapa adegan epik di bawah ini hasil dari karya Felix Hernandez Rodriguez.

Quotes Felix Hernandez Rodriguez
"Scale is one of the most important aspects of my photography. If what you want is to give the sense of 'realism' to your scaled models (toys), you will generally need to get close with your camera."


(Skala adalah aspek terpenting dalam karya fotografiku.Jika yang kau inginkan adalah memberi kesan realistis pada mainanmu, kau umumnya harus mendekatkan kameramu pada objek foto.)

fotografi-menakjubkan-dengan-miniatur-mobil-mobilan


dengan ketelitian dalam menata minatur mobil-mobil hal yang terpenting untuk menghasilkan foto yang menakjubkan, tahu gk gays bahan putih untuk memberi efek salju itu Felix menggunkan tepung yang di taburi dan ditiupkan agar memberi efek suasana musim salju yang lebat.

karya-fotografer-Felix-Hernandez-dengan-foto-pesawat-perang

bukan hanya menggunakan tepung Felix juga menggunakan abu rokok untuk menciptakan kabut pada miniatur pesawat terbang, terlihat seperti nyata sekali yang gays.


quote Felix Hernandes Rodriguez :


Hernandez shoots with a 24-105mm lens, which helps him get a wider depth of field on his miniature subjects.

(Hernandez memotret objek foto dengan lensa 24-105mm, yang akan membantunya mendapatkan depth of field (fokus poin dekat-jauh suatu objek foto)yang lebih luas pada miniaturnya.
karya-fotografer-Felix-Hernandez-dengan-action-figure-Starwars

Fotografer Meksiko Felix Hernandez Rodriguez sukses bikin foto keren ini cuma dari action figure.

dengan kreativitas yang tinggi ia mampu ciptakan hasil foto yang menakjubkan 

quote Felix Hernandes Rodriguez :
Then, he shoots them in the same way any photography would shoot a product for a commercial (only on a much smaller scale).

(Lalu, dia memfotonya dengan cara seperti foto iklan-iklan suatu produk (mainan)
Proses-perancangan-action-figure-Stormtrooper-Starwars

Terlihat kesannya seperti menyeramkan yah, rupanya cuma miniatur doang, keren...kerenn

Action-figure-penggambungan-miniatur-dengan-model-nyata
Fotografer Meksiko Felix Hernandez Rodriguez pakai es batu kering untuk ciptakan kesan kabut.
Pakai es kering untuk efek kabut, dan ternyata si model cuma berdiri di bangku

quote Felix Hernandes Rodriguez :

The coolest part about his photos of these miniatures is that he creates realistic environments for them to pose in.

(Bagian terkeren dari foto-foto miniaturnya adalah suasana hidup di setiap posenya.)

menyempurnakan-pose-figure-Stormtrooper
Sempurnakan pose sebuah figure untuk hasil foto yang menakjubkan.


Taburan tepung dari kipas angin cukup untuk Ciptakan Suasana badai Salju.

memberikan-efek-badai-salju-dengan-tepung-yang-ditiup-kipas-angin




quote Felix Hernandes Rodriguez :
And they really do look like epic scenes from a movie -- at first glance, you totally wouldn't realize it was a toy.

(Dan foto-foto tersebut terlihat seperti scene-scene dari sebuah film -- dalam pandangan pertama, anda pasti tidak menyadari bahwa itu adalah sebuah mainan.)
miniatur-figure-tentara-terlihat-sangat-nyata
proses-perancangan-dan-pengambilan-gambar
tidak salah proses pengambilan gambarnya sebegtu ribet dan memerulukan alat yang banyak, tidak salah hasilnya pun luar biasa menakjubkannya.


quote Felix Hernandes Rodriguez :
He does use Photoshop, particularly in those images that need a sense of motion.

(Dia menggunakan Applikasi Photoshop, khusus untuk foto-foto yang membutuhkan background tempat (motion = a natural event that involves a change in the position or location of something.)
Rupanya Stromtrooper hanya berpose di atas bebatuan kecil gays.



quote Felix Hernandes Rodriguez :
"My small scale photography is just a mix of playing and technical photography," Hernandez wrote. "The hardest part lies in our minds and in our hearts — staying childish, foolish, an dreamy."

(Karyaku ini adalah penggabungan dari bermain dan teknik fotografi. Bagian tersulit tersimpan dalam hati dan pikiran kita yang tetap terus kekanakan, *****, dan bermimpi.)

Gimana gays keren-keren kan Karya jepretan dari fotografer Felix Hernandez
 mungkin ini menjadi sebuah inspirasi untuk temen-temen yang mau mencoba berkarya fotografi menggunakan mainan-mainan kecil figure dan miniatur lainnya.

Baca jugaINILAH 10 TEKNIK PEREKAMAN VIDEO YANG BENAR

semoga temen-temen puas membacanya silahkan Share untuk di jadikan inpirasi temen sekalian yang baru terun ke dunia fotografi. 

2 komentar:

inilah 10 Teknik Perekaman Video yang benar

April 09, 2017 Unknown 0 Comments

  •  
MEREKAM VIDIO

Hello sobat IQRoe, Dalam merekam vidio sering sekali anda kesulitan untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang ingin seperti layaknya hasil fotografer profesional, di sini anda dapat mengetahui bagaimana mendapatkan hasil rekaman gambar yang bagus yang para fotografer lakukan. Berikut penjelasannya.

Cara yang mudah adalah memperbaiki posisi Berdiri dan memegang camp corder dalam kondisi cahaya seadanya dirumah kita adalah kamera otomatis akan mengepensasinya dengan memperlambat percepatan perekaman dan meningkatkan kepekaan sensor yang berakibat penurunan resolusi gambar alhasil, perekaman akan mudah goyang, menghasilkan gambar redup, dan tampak butiran kasar (noise):

1.    Berdirilah dengan benar
Berdirilah dengan sebelah kaki sedikit berada didepan lainnya.Cara ini akan meningkatkan kestabilan badan sehingga badan bisa berdiri dengan kokoh, seperti teknik teknik silat posisi kuda-kuda akan menentukan kekohan badan anda

2.    Pegang camp corder dengan kedua tangan
letakan satu tangan lewat grip supaya mudah menjangkau, tombol zoom dan merekam, dan gunakan tangan satunya untuk membentuk memegang kamera.

3.    Letakan kedua siku tangan dekat dada
dengan meletakan kedua tangan anda akan membantu membuat dudukan yang kuat untuk camp corder anda, dan membantu mencegah miringnya yang bisa terjadi pada pada tangan anda jika berada jauh dari badan.

4.    Bersandarlah agar stabil
pada sesuatu, sebuah pohon, dinding bangunan, DLL. Yang penting kokoh dan tidak bergeser yang bisa anda pakai, (asal jagan bersandar pada pundak gebetan nanti Baper.. Hehe :D).Cara bersandar ini sangat membantu pada ruangan yang sempit dan kurang cahaya seperti photography urbex.

5.    Menurunkan lutut
Berlutut dengan lutut kiri dilantai dan menempatkan siku tangan yang memegang camp corder pada lutut kanan akan memberi pondasi yang kokoh bagi rekaman anda.

6.    Bidik dengan posisi tiarap
Posisi Seperti ini tingkat malu anda diuji gays :D, Posisi ini bisa dibilang anda harus nekat tanpa malu untuk hasil rekaman yang bagus, Sudut seperti ini tidak hanya bagus untuk merekam objek yang rendah (bayi merangkak) tetapi dengan meletakan siku dilantai, muka anda memperoleh yang bagus.

(Ane saranin anda merekam disaat sepi kalau tidak malu, ya seperti merekam di tempat rumah kosong yang angker tanpa ada seorang pun tapi ditempat itu anda dapat keutungan dengan menjadi kuntilanak sebagai model hehe… :D) #Justkidding, oke lanjut…

7.    Gunakan lensa Sudut lebar (wide lensa) Mendekatkan pada objek
jangan tergoda untuk mencoba lensa zoom (Tele) akan meningkatkan efek guncangan kamera, sedangkan lensa sudut lebar akan menutupi guncangan denga mendekatkan ke obejk perekaman suara juga akan lebih baik, sehingga hasil rekaman lebih halus.

8.    Objek yang bergerak
Misalnya hendak merekam sikecil atau si doi yang naik sepeda gunakanlah mobil, mintalah bantuan pada sesorang yang memiliki mobil lalu anda merakam melalui jendela mobil, sang pengemudi mobil pun harus menyesuaikan dengan objek yang bergerak. Kalau tidak mau minjem mobil anda nebeng di angkot untuk mengambil gambar

9.    Aktifkan image stabilizer atau steady shot

Fitur ini cukup berarti dalam mengurangi Guncangan camera. Sebagia camp corder menggunakan sistem digital digital image stabilizer, dan lainya menggunakan optikal.

10.    Letakan Camera
Kadang-kadang cara terbaik untuk merekam tanpa guncangan tidak memegang camp corder. Cari sesuatu permukaan yang kokoh sehingga anda bisa mengatur kamera saat sedang merekam, hanya dengan remot control TV misalnya, meja, bangu, dinding, bisa dimanfaatkan atau dengan menggunakan tripod.

0 komentar:

Apa itu Fotografi ?

April 08, 2017 Unknown 0 Comments

  • PHOTOGRAFI

Hello… sobat fotografi kali ini kita akan bahas tentang apa itu photografi, photografi merupakan cabang ilmu seni yang menggunakan alat digital berupa kamera, ada perlu banyak seluk beluk

tentang ilmu photografi secara istilah.. yaitu Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Photo (Cahaya) dan Grafo ( menulis / melukis ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik melukis dengan cahaya.

Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar (tanpa cahaya tidak akan ada hasil foto).

dan photografi memiliki begtu banyak cabang ilmu yang perlu anda ketahui diantaranya adalah teknik pengambilan gambar anda bisa mengunjungi  jenis-jenis shot dan pengambilan gambar  selain teknik pengambilan gambar anda perlu mengetahui bagaimana teknik merekam vidio yang benar dengan teknik photografi agar hasilnya memuaskan.

KAMERA SLR
Nah .. seperti yang saya jelaskan singkat diawal pengenalan tentang photografi,

yaitu tentang sebuah cabang ilmu seni yang menggunakan alat digital seperti kamera, dan dalam dunia photografi ada yang dinamaknya alat bantu digital.

untuk menghasilkan sebuah karya gambar digital yang keren, dan alat itu adalah sebuah kamera,
yaa kamera para photografer biasa 
menggunakan   kemera SLR atau (Single Lens Reflex) untuk menghasilkan karya digitalnya.

Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau Kamera D-SLR ( Digital) merupakan kamera dengan jendela bidik ( Viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa.

Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.

Fotografi berkaitan erat dengan cahaya (jadi untuk menghasilkan sebuah foto diperlukan adanya cahaya, tanpa ada cahaya maka tidak akan ada foto), maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). 
Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed (Kecepatan Rana) dan Aperture (Diafragma).

LENSA

Oke sobat insi kita berlanjut pada ilmu dibahas dalam photografi yang amat-sangat anda ketahui yaitu mengenai LENSA, kalau tadi pengenalan tentang kameranya dan ini kita bahas

lebih detail mengenai LENSA dan pengetahuan tentang lensa lebih jauh seperti kita bahas adalah panjang lensa.

macam-macam lensa dan beberapa ilmu mengenai lensa lainya .
Langsung saja kita kepenjelasan berikut.

Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.


PANJANG LENSA

Panjang lensa biasa disebut Focal Length, dengan kita memahami panjang suatu lensa, memotret situasi apapun kita siap dan tau teknik apa yang harus digunakan.
Panjang lensa mempengaruhi:

a.  JARAK pemotretan
b.  SUDUT pandang
c.  PEMBESARAN
d.  FASILITAS BUKAAN DIAFRAGMA
LENSA KHUSUS :
a.  Lensa Makro (biasa disebut Macro Lens)
b.  Penambahan panjang lensa (biasa disebut Tele Converter atau Extender)
c.  Lensa pengoreksian perspektif pada subjek
d.  Lensa Lunak (biasa disebut Soft Focus Lens)
dan ini Ada beberapa Macam-Macam Lensa :


Lensa Standart. Lensa ini disebut juga lensa normal. lensa yang Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.  

Lensa Sudut Lebar (Wide Angle Lens).
Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. 

Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini  beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.

Lensa Tele. 
Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle, Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas.

Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya, Namun hal ini  tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.

Lensa Makro.
Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil. lensa ini ukurannya cukup besar dan biasa digunakan untuk pemotrtan pertandingan sepak bola pemotretan pemandangan dari jarak jauh, karena lensa ini jarak zoom outnya cukup jauh jadi biasa digunakan untuk pemotretan jarak jauh.

Lensa Fish Eye.
Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.

Lensa Zoom.  
Merupakan gabungan antara lensa tandar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa idak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa ang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.

FOKUS
Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang (blur).


SHUTER SPEED
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan dari pada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik.

Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.

APERTURE
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukan lensa. Aperture ini diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk.

Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F kecil dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2 | f/1.4 | f/1.8 | f/2.0 | f/2.8 | f/3.5 | f/4.0 Dst…
Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa (f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0, f/2,8 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/16).

Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa maka shutter speed akan semakin melambat.

Keterangan
perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas. Pada bukaan diafragma besar ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya.

Tips
Gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu. Gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan landscap (pemandangan)

0 komentar:

111 Istilah untuk Kalian Para Newbie Fotografi

April 08, 2017 Unknown 0 Comments


Untuk sobat lebah fotografi yang baru belajar fotografi bagi yang belom baca pengertian Fotografi silahkan di baca dulu, dan yang baru saja memiliki kamera digital pasti sedikit asing bahkan amat sangat membingukan untuk para sobat yang baru belajar.

seperti hal lainya, dalam dunia fotografi sendiri memiliki banyak istilah-istilah fotografi yang bagi orang awam akan lumayan membingungkan, sperti ISO, AE, F, DOF, dan masih banyak lagi istilah lainnya.


Dan dibawah ini ada istilah yang perlu anda pahami dalam mempelajari dan menguasai ilmu dibidang photografi Berikut ini Beberapa istilah dalam fotografi yang amat perlu difahami begitu banyak, ya gk begitu banyak juga sihh, selain dibanding dengan kenangan bersama mantan… sory curhat ^_^

1.  APS : Advanced Photo System

2.  DIL : Drop in Loading

3.  CID : Cartridge Identification number

4.  FID : Film strip Identification number

5.  USC : Uniform Sigma Crystal/kristal sigma seragam

6.  Kristal sigma : Butir-butir perak halida

7.  AFS : Auto Focus Silent Wave Motor

8.  AFD : Auto Focus Distance Information

9.  DIR : Development Inhibitor Releaser

10.  SPD : Silicon Photo Diode

11.  LCD : Liquid Crystal Display

12.  LED : Light Emitting Diode, lampu

13.  ISO/ASA : Derajat sensitivitas film

14.  ISO : International Standart Organization

15.  ASA : American Standart Association

16.  DIN : Deutsche Industry Norm

17.  NiMH : Nikel Metal Hydride

18.  NiCd : Nikel Cadmium

19.  DRAM : Data Random Acces Memory

20.  RISC : Reduce Intruction Set Computer

21.  CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital)

22.  CPL : Circular Polarizing

23.  USM : Ultrasonic motor

24.  ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan 
kecerahannya sangat besar.

25.  SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma

26.  TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film.

27.  Lens Mount : Dudukan lensa

28.  MF : Manual Fokus

29.  AF : Auto Fokus

30.  Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik

31.  DOF : Depth of Field; ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, bergantung pada: diafragma, panjang lensa dan jarak objek

32.  GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma

33.  AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV

34.  EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik.

35.  Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto).

36.  Aperture : Diafragma

37.  Lens Hood : Tudung lensa

38.  Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis

39.  Shutter : Rana

40.  Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis

41.  Exposure compensation : Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal
menjadi lebih atau kurang.

42.  Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt

43.  Metering : Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot

44.  Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar

45.  Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu

46.  Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu

47.  View finder : Jendela bidik

48.  Built in Dioptri : Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau – bagi mereka yang berkacamata)

49.  Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik

50.  Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen

51.  Focusing screen : Layar focus

52.  Bracheting : Pengambilan gambar yang sama menggunakan pengukuran pencahayaan yang berbeda

53.  Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis

54.  TTL : Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa

55.  Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan.

56.  Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata.

57.  Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain.

58.  Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel

59.  Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama

60.  Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body

61.  Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV

62.  Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari.

63.  PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe.

64.  Hot shoe : Kaki blitz

65.  Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak

66.  Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV
yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11

67.  Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup

68.  Shutter release : Pelepas rana

69.  Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera

70.  Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan

71.  Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan

72.  Reloadable to last frame : fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai

73.  Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan

74.  Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu

75.  Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik

76.  Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film

77.  Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa.

78.  Bulk film : Film kapasitas 250 exposure

79.  Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50,,, biasanya: 16-22mm (lensa lebar super),24-35mm (lensa lebar medium,6-15mm (lensa mata ikan).

80.  Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih

81.  Pull : kebalikan dari Push

82.  Main light : Cahaya pengisi/tambahan

83.  Foto wedding : Potraiture berpasangan (menciptakan rekaman gambar yang romantisme, baik dari posenya maupun dari suasananya.

84.  Foto wedding terbagi 2 yaitu :    Neo Classic Potraiture, ialah bentuk visual foto berpasangan yang beraura romantis, Classic wedding, ialah bentuk foto berpasangan yang harus menjadi kenangan.

85.  Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin

86.  Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor.

87.  Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan.

88.  Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu

89.  Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya

90.  Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto

91.  Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjadi
garis-garis sementara objek utama terekam jelas.

92.  Sandwich : Teknik menggabungkan foto

93.  Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto.

94.  Esai foto : (Biar foto yang bicara), merangkai foto menjadi cerita bertema

95.  xposure time kalo ga salah sih lamanya waktu kita ngebuka bukaan ( Biasanya di mode Bulb )

96.  Interpolasi : merupakan salah satu cara yang dipakai untuk memperbesar ukuran gambar dengan memultiplikasi pixel ukuran gambar yang diduplikasi menjadi lebih besar. Biasanya gambar interpolasi bila dilihat dengan teliti akan menurunkan ketajaman gambar karena bukan hasil asli keluaran dari sensor.

97.  HSM : Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya kurang lebih sama dengan USM, auto fokus cepat dan tidak bersuara. Kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sigma.

98.  AF-S : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Nikon..

99.  SAM : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sony.

100.  AF : Lensa Nikon yang tidak memiliki auto fokus built-in. Di kamera pemula Nikon seperti D60 dan D5000, tidak bisa mengunakan lensa ini untuk auto fokus, tapi harus dengan manual fokus.

101.  VR : Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization.

102.  OS : Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.

103.  VC : Singkatan dari Vibration Compensation, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Tamron.

104.  DX, DT, DC : Kode lensa yang di optimalkan untuk kamera sensor krop. Kode ini akan Anda temukan di lensa Nikon, Sony atau Sigma.

105.  DG : Kode lensa yang di kompatibel untuk kamera sensor krop dan full frame. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.

106.  L -> kependekan dari “Luxury”, biasa diplesetkan menjadi “Larang”. Lensa-lensa L-series Canon adalah lensa yang berada di jajaran atas. Dibuat dengan optik-optik pilihan yang berkualitas, juga memiliki build quality yang baik dan kokoh. Lensa seri ini ditandai dengan adanya gelang merah di leher bagian depan lensa. L singkatan dari luxury alias lensa mewah yg kualitasnya tinggi.

107.  DO -> kependekan dari “Diffractive Optics”. Lensa seri ini bila dibandingkan dengan lensa lain yang memiliki focal length dan aperture maksimal yang sama biasanya memiliki bentuk yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan. Canon juga meng-claim lensa seri DO ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi chromatic aberration.

Lensa ini ditandai dengan adanya gelang berwarna hijau di leher lensa bagian depan. Hingga saat ini Canon baru memproduksi 2 macam lensa dengan diffractive optics ini.

108.  EF -> mount lensa Canon sejak tahun 1987, mount sebelumnya bernama FD. Tambahan -S di belakang adalah kependekan dari Short Back Focus. Lensa dengan seri ini memiliki ‘buritan’ yang lebih nongol sehingga tidak bisa masuk ke body fullframe. Desainnya pun memang dirancang untuk body non-fullframe (APS-C) sehingga memiliki image circle yang lebih kecil daripada lensa seri EF biasa.

Jika dipaksakan dipasang pada body fullframe (baik dibantu dengan extension tube atau cara lain), maka akan menghasilkan foto dengan vignetting yang cukup parah akibat jangkauan image circle tidak sampai mencakup keseluruhan frame.

109.  IS -> kependekan dari “Image Stabilizer”. Teknologi peredam getar pada lensa yang memungkinkan lensa menstabilkan getaran tangan yang bisa menyebabkan foto shaking. Kemampuan IS biasanya diukur dengan stop rating, di mana semakin tinggi angka ratingnya, semakin baik kemampuan IS lensa tersebut dalam menstabilkan getaran.

110.  USM -> kependekan dari “Ultra-sonic Motor”, bisa diplesetkan menjadi “Untuk Semua Momen”. Lensa AF dengan motor ini biasanya memiliki kemampuan autofocus yang lebih cepat dan senyap sehingga dapat menangkap momen dengan lebih baik dan akurat.


111.  EF-S : jenis vatting / pangkon / bajonet / mounting 

MAAF KALO KEBANYAKAN, TAPI YANG TERPENTING ADALAH ILMU YANG LENGKAP| :D 



0 komentar: